Minggu, 29 November 2015

My Wedding Day 1 - Akad Nikah


Assalamu'alaikum wr wb.

Akhirnyaa hari yang kami tunggu tiba juga :')

Jum'at 06 Maret 2015, dikediaman saya. 
Pk. 04.00 wib mata ini terbuka setelah tertidur hanya beberapa jam (perasaan yang tak menentu). 

Tenda sudah dipasang, meja buffet telah diletakkan sesuai permintaan dan penata rias sudah ada diteras menunggu saya.

"Baru bangun yaa? Mau sekarang?" Sapa tante Epi penata rias dari Bidadari Salon. 
"Aku belum mandi tan, belum sholat subuh juga. Masuk dulu yukk tan"  jawabku dan ku arahkan beliau ke kamar orang tuaku yang letaknya tidak jauh dari ruang tamu.
"Disini aja tan ngadem dulu, aku izin mandi dan sholat dlu yaa" kata ku sembari meningkatkan suhu AC kamar dan menyajikan makanan kecil.

Tante Epi datang tidak sendirian. Beliau datang dengan anaknya bernama Ellen. Oohh ternyata yang akan merias ku nanti anaknya tante Epi. Sementara tante Epi yang akan merias mamah dan adikku Indana.

Selesai mandi dan sholat langsung ku bergegas ke kamar. 
"Sini duduk non" kata kak Ellen "udah cuci muka kan yaa ga usah aq bersihin lagi yaa"
"Iyaa kak, Gapapa" 
Polesan pertama,kedua dan seterusnya sampai wajahku berubah menjadi berbeda dari biasanya. 
Kak ellen sangat telaten dan hati-hatu dalam Make up dan selalu mengkonfirmasi setiap pemakaian accessoris. 

Make upnya rapihh.. rata dan meresap. Sampai saya pun takjub :D. Mungkin sedikit berlebihan tapii yaa itu hasilnya.

Begitu juga dengan ibu dan adik perempuan ku. Aku puas akan make up nya.

Penataan hijab pun sesuai request. Aku mau bagaimana pun model hijabnya tetap menutupi dada :). Alhamdulillah sukses hee..

Dari jam 5.00 s.d jam 7.30 proses make up dan hijab do.
Satu persatu tamu undangan, keluarga dan pengisi acara berdatangan. 

Kami tinggal menunggu mempelai pria dan rombongannya saja.

Kami mulai cemas karena sudah 1 jam berlalu tapi kabar mereka belum jelas. Kami takut acara berlangsung terburu-buru karena akan dilaksanakannya sholat jum'at.

Pukul 9.00 akhirnya pengantin pria datang. Agak mulur 1 jam 30 menit dari jadwal.

Petasan sebagai pertanda sambutan kedatangan mempelai pria dan rombongan telah dibakar. 

Aku menanti dikamar. Suara Rabbana dan Salawat makin lama makin terdengar dekat. "Mungkin mereka sudah sampai depan" fikir ku.

Dalam akad kami memilih memakai adat betawi dengan adanya jawara-jawara betawi atau biasa disebut Palang Pintu.

Terdengar mereka sedang berbalas pantun. Beberapa menit kemudian MC membuka acara dengan menghadirkan masing-masing perwakilan dari kami. Aku memilih guru mengaji ku diwaktu kecil Bpk. H. Drs Ennoh Badri.
Tak begitu banyak kejadian yang ku ketahui saat itu. 

Tak lama ku dengar MC mempersilahkan tamu dan 
Keluarga masuk ke dalam karena acara akan dimulai.

Rundown acara telah dibacakan dan satu persatu dilaksanakan. 

Ketika akan dilaksanakannya Ijab Kabul barulah saya keluar dengan didampingi kedua tante saya. 

Saya duduk disamping calon suami pada saat itu. 
Bapak penghulu sudah siap didepan kami dan papahku disampingnya. Kedua saksi pun sudah berada di sisi kiri dan kanan meja. 

Tak mampu aku melihat kesekeliling ruangan. Hati ini mendadak sedih. Sedih saat kulihat mamah ku, sedih kulihat papahku, adik-adikku, nenek ku dan semua orang yang kusayangi.

Saat itu fikiranku menerawang. "Sudah yakinkah aku?? Meninggalkan mereka. Belum dapat kubalas jasa mereka tapi aku memilih untuk menikah" 

Candaan pak penghulu membuyarkan lamunanku "neng. Bener ga ini calonnya? Ketuker ga?" Tanya nya dengan canda.
Aku hanya mengangguk saja "mas bener ga ini pengantinnya?" Tanya nya lagi ke suamiku.
Dan dia hanya mengangguk 
"Coba dong ditengok" lanjut pak penghulu  kami tertawa malu. 

Sebelum ijab kabul dimulai kami menyelesaikan administrasi terlebih dahulu.


Sampai saat aku mengucapkan meminta izin kepada keluarga ku pecah jugaa tangisku. Banyak bait yang tak kubaca karena aku tak kuat menahan perasaan yang sedih, penuh dosa dan sayang kepada mereka. 

Tamu pun ikut terbawa suasana. Tak pernah aku menyangka sampai seperti itu perasaan ku. Berbeda saat ku menyusun kata-kata permintaan izin itu. Yaa aku menyusunnya sendiri sampai menghafalnya. Tapi saat waktu itu tiba lidah ku kelu yang keluar bukan kata-kata tetapi air mata. 

Selesai permintaan izin, pak penghulu mulai mengarahkan papahku dan suamiku untuk melakukan Ijab Qabul. 

Alhamdulillah SAH...

Dan MC mengatur posisi untuk acara selanjutnya yaitu a0cara sungkeman.

Lupa diri ini terakhir memeluk papah dan mamah kapan? Terakhir katakan sayang, meminta maaf.
luluh hati ini, lemas badan ini saat memeluk dan mendekap tubuh kedua orang tuaku satu persatu seakan tak mau lepaskan dan terus ingin memeluknya. Tangis ku deras, ini kali pertamanya lagi aq memeluk kedua orang tua ku setelah sekian lama dan aku tak tau terakhir kapan.

Diciumnya keningku oleh papah. Dipeluknya erat. Kata kata MC membuat kami tenggelam dalam pelukan yang tak pernah terjadi. Terbayang saat-saat kami bercanda, saat kami adu debat dan banyak kejadian lainnya. "Aku sayang papah!!!!!"

Saatnya aku ke pangkuan mamah. Tersentak ku memeluk sambil menangis dipelukan mamah. Hati ini berkata "maafin jihan mah, belum bisa balas apa apa. Jihan sayang sama mamah " tetapi yang keluar di mulut hanya "maafin jihan yaa mah" selebihnya tangis haru kami..

Nenekku. Yaa .. beliau ikut dalam acara sungkeman ini. Mamih biasa aku memanggilnya. Mamih yang selalu menyelipkan nama cucu-cucunya dalam setiap do'anya. Makbul do'anya karena dzikirnya. Sabar dan sayang kepada semua cucu-cucunya. Aku memeluk tubuhnya yang renta dan menangis meminta maaf. Maaf karena sering kali perbuatan dan perkataan ini menyakitkan hatinya.

MC terus memandu sampai akhirnya seluruh acara selesai dan sampailah pada acara ramah tamah. Dan tamu sudah pulang sebelum waktunya shalat jum'at, kira-kira pk. 12.00 wib.

Alhamdulillah... alhamdulillah ... alhamdulillah...